PERSEPSI DAN PEMAKNAAN GURU TENTANG STANDAR PROSES DAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
DOI:
https://doi.org/10.24832/jpkp.v16i2.726Keywords:
Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Nasional Pendidikan, persepsi guruAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru tentang 1) pemahaman dan penerapan Standar Proses; dan 2) pemahaman dan penerapan Standar Penilaian Pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui diskusi kelompok terpumpun. Analisis data menerapkan model analisis interaktif Milles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) semua guru telah mengetahui dan membaca peraturan baru tentang Standar Proses, namun demikian hanya sebagian kecil yang memahami isinya, bahkan mayoritas belum melaksanakan evaluasi proses
pembelajaran; 2) semua guru telah mengetahui dan membaca peraturan baru tentang Standar Penilaian, namun sebagian besar guru belum mampu mengimplementasikan Standar Penilaian Pendidikan dan penilaian capaian pembelajaran (formatif dan sumatif) dengan baik. Mengacu hasil tersebut disarankan untuk dilakukan program pendampingan
yang terstruktur dan intensif bagi guru agar diperoleh standardisasi pemahaman Standar Proses dan Standar Penilaian Pendidikan. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian capaian pembelajaran dapat dilakukan dengan benar dan tepat sasaran.
References
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2021). Standar Nasional Pendidikan multilevel masa depan. Jakarta: BSNP.
Boyd, M. (2012). Morning meeting in a third grade classroom: literacy and learning. Journal of Classroom Interaction, 47 (2),
—12.
Colby, R. L. (2017). Competency-based education: A new architecture for K-12 schooling. London, Inggris: Cambridge.
Gouëdard, P., Pont, B., & Huang, S. H. (2020). Curriculum reform: A literature review to support effective implementation. OECD Working Paper Series, 239.
Harris, D. N., & Herrington, C. D. (2006). Accountability, standards, and the growing achievement gap: Lessons from the past half-century. American Journal of Education, 112(2), 209–238. DOI: https://doi.org/10.1086/498995
Hennink, M. M. (2014). Focus group discussions: Understanding qualitative research. New York: Oxford University Press.
Howard, E., Hubelbank, J. & Moore, P. (1999). Employer evaluation of graduates: use of the focus group. Nurse Educator, 14(5), 38-41.
Kemendikbudristek. (2022). Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI No. 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses.
Kemendikbudristek. (2022). Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI No. 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Kitzinger, J. (1994). The methodology of focus group interviews: The importance of interaction between research participants. Sociology of Health and Illness, 16, 103-121.
Liu, Y., Li, Y., Hao, X., & Zhang, Y. (2019). Narcissism and learning from entrepreneurial failure. Journal of Business Venturing, 34(3), 496-512. DOI: https://doi. org/10.1016/j.jbusvent.2019.01.003
Milles, M.B. & Huberman, A.M. (1992). Analisis data kualitatif: Buku sumber tentang metode-metode baru. Penerjemah, Tjetjep Rohendi; pendamping, Mulyanto. Jakarta, Indonesia: Universitas Indonesia Press.
Paramita, A. & Kristiana, L. (2013). Teknik Focus Group Discussion dalam penelitian kualitatif. Jurnal Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 16(2), 117-127.
Raharjo, S. B. (2012). Evaluasi trend kualitas pendidikan di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 16(2), 511—532. http://dx.doi. org/10.21831/pep.v16i2.1129
Rahmat, P. S. (2009). Penelitian kualitatif. EQUILIBRIUM, 5(9), 1-8. http://yusuf. staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurnal- Penelitian-Kualitatif.pdf
Rao, K., & Meo, G. (2016). Using universal design for learning to design standards-based lessons. SAGE Open, 6(4), 1–12. DOI: https://doi. org/10.1177/2158244016680688
Republik Indonesia. (2002). Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sharma, P. (2015). Standards-based assessments in the classroom: A feasible approach to improving the quality of students’ learning. Contemporary Education Dialogue, 12(1), 6–30. DOI: https://doi. org/10.1177/0973184914556864
Sturgis, C. (2014). Progress and proficiency: Redesigning grading for competency education. International Association for K-12 Online Learning. Retrieved from https://files.eric.ed.gov/fulltext/ ED561319.pdf.
Sumanto. (2014). Psikologi umum. Yogyakarta, Indonesia: Buku Seru.
Yuliana, L., & Raharjo, S. B. (2019). Ketercapaian Standar Nasional Pendidikan di sekolah menengah atas. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 4 (2), 197-212. DOI: 10.24832/jpnk.v4i2.1457
Zagranski, R., Whigham, W. T., & Dardenne, P. L. (2008). Understanding standards-based education: A practical guide for teachers and administrators. Thousand Oaks, California: Corwi Press.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright Notice
All articles submitted by the author and published in the Jurnal Penelitaian Kebijakan Pendidikan are fully copyrighted by the publication of Jurnal Penelitaian Kebijakan Pendidikan under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0) by technically filling out the copyright transfer agreement and sending it to the publisher
Note :
The author can include in separate contractual arrangements for the non-exclusive distribution of rich versions of journal publications (for example: posting them to an institutional repository or publishing them in a book), with the acknowledgment of their initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (for example: in an institutional repository or on their website) before and during the submission process because it can lead to productive exchanges, as well as earlier and more powerful citations of published works. (See Open Access Effects).